REVIEW JURNAL "THE IMPORTANCE OF SUPERVISION IMPLEMETATION IN EDUCATIONAL INSTITUTION (INTERNATIONAL)"

1.       JURNAL INTERNASIONAL Nama Jurnal: THE IMPORTANCE OF SUPERVISION IMPLEMETATION IN EDUCATIONAL INSTITUTION (INTERNATIONAL) Ditulis oleh Hasnadi; berasal dari prodi manajemen pendidikan islam, jurusan Tarbiyah dan Keguruan dari STAIN Teungku Dirundeng, Meulaboh kode pos 23681. Jurnal ini tersedia secara online di alamat http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi Universiatas Abulyatama. Jurnal ini merupakan jurnal berskala Internasional yang memiliki no ISSN   2548-8848 (Online), dan dipublikasikan di Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo.5, No. 1, Januari 2021: 1-10. Di muat dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Jurnal ini dikirim pada bulan November 2020, disetujui Desember 2020 dan dipublikasi pada 31 Januari 2021 Berikut merupakan ringkasan dari isi jurnal: THE IMPORTANCE OF SUPERVISION IMPLEMETATION IN EDUCATIONAL INSTITUTION (INTERNATIONAL) , Ringkasan Jurnal: Penulis membahas pentingnya pelaksanaan supervisi dalam meningk...

DAKWAH DALAM AL-QURAN

 

 

 DAKWAH DALAM AL-QURAN 

 

PENDAHULUAN

 

 

Salah satu kewajiban umat Muslim adalah berdakwah. Sebagian  ulama ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya fardu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan fardu ‘ain. Meski begitu, Rasulullah SAW tetap selalu mengajarkan agar seorang Muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik.

Jika kita melihat ayat-ayat Al-Quran kita akan banyak menemukan fadhail (keutamaan) dakwah yang luar biasa. Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang muslim akan termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah dan bergabung bersama kafilah dakwah di manapun ia berada. Mengetahui keutamaan dakwah termasuk faktor terpenting yang mempengaruhi konsistensi seorang muslim dalam berdakwah dan menjaga semangat dakwah, karena keyakinan terhadap keutamaan dakwah dapat menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan rintangan dakwah betapapun beratnya.

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

 

 

A.  Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah secara bahasa berarti mengajak, secara istilah pengertian dakwah islam diartikan sebagai upaya atau usaha mengajak seseorang kepada ketaatan terhadap perintah dan ajaran islam. Pengertian dakwah Islam pada masa Rasulullah merupakan upaya yang dilakukan Rasulullah untuk mengenalkan agama Allah yang pada awalnya menitik beratkan pada pemurnian aspek akidah seseorang. Setelah seseorang memiliki akidah yang murni bersumber pada Allah semata, selanjutnya dikenalkan pada ketaatan ibadah, perbaikan akhlak dan kewajiban untuk melaksanakan jihad agama Allah. Dakwah merupakan sebuah amal ibadah yang menjadi warisan panjang dan turun temurun. Ulama dan orang-orang shaleh dewasa ini merupakan generasi pewaris dakwah Islam.

Dakwah juga sebagai proses yang kompleks dan unik. Kompleks artinya didalam proses dakwah mengikut sertakan keseluruhan aspek kepribadian, baik bersifat jasmani maupun rohani. Sedangkan unik artinya didalam proses dakwah sebagai objek dakwaknya terdiri dari bebagai macam perbedaan, seperti perbedaan dalam kemampuan, sifat, kehendak dan sebagainya.[1]

 

B.  Tujuan Dakwah Islam

1.    Tujuan utama dan satu-satunya da’wah islam adalah agar ummat manusia hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun selain-Nya, dengan meniti syari’at Raasulullah sebagai pedoman hidup mereka.

2.    Dengan kata lain, Da’wah memiliki tujuan untuk mengeluarkan umat manusia; Dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid, dari kegelapan kufur menuju cahaya iman, dari kegelapan kebadohan menuju cahaya ilmu, dari kegalapan hawa nafsu dan pendapat manusia menuju jalan ittiba’ rasul, dari kegalapan kezholiman menuju cahaya keadlilan, dari kegelapan kemungkaran dan kemaksiatan menuju cahaya ketaatan.

3.    Da’wah yang benar akan mengantarkan umat manusia kepada ridha Allah, jalan yang lurus, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[2]

 

C.  Metode Dakwah dalam Al-qur’an

1.    Metode Al-hikmah

Kata al-hikmah terulang sebanyak 210 kali dalam al-Qur’an. Secara etimologis, kata ini berarti kebijaksanaan, bagusnya pendapat atau pikiran, ilmu, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, pepatah dan juga berarti Al-Qur’an Al-Karim. Makna al-hikmah yang tersebar dalam al-Qur’an di 20 tempat tersebut, secara ringkas, mengandung tiga pengertian. Pertama, al-hikmah dalam arti “penelitian terhadap segala sesuatu secara cermat dan mendalam dengan menggunakan akal dan penalaran”. Kedua, al-hikmah yang bermakna “memahami rahasia-rahasia hukum dan maksud-maksudnya”. Ketiga, al-hikmah yang berarti “kenabian atau nubuwwah”.

Dengan demikan, ungkapan bi al-hikmah ini berlaku bagi seluruh manusia sesuai dengan perkembangan akal, pikiran dan budayanya, yang dapat diterima oleh orang yang berpikir sederhana serta dapat menjangkau orang yang lebih tinggi pengetahuannya. Sebab, yang dipanggil adalah pikiran, perasaan dan kemauan. Dengan begitu, dipahami bahwa al-hikmah berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dan pada tujuan yang dkehendaki dengan cara yang mudah dan bijaksana.

2.    Metode Al-Maw’izah Al-Hasanah

Maw’izhat dari kata وعظ yang berarti nasehat. Juga berarti menasehati dan mengingatkan akibat suatu perbuatan, menyuruh untuk mentaati dan memberi wasiat agar taat. Kata maw’izat disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 9 kali. Kata ini berarti nasehat yang memiliki ciri khusus, karena mengandung al-haq (kebenaran), dan keterpaduan antara akidah dan akhlaq serta mengandung nilai-nilai keuniversalan. Kata al-hasanah lawan dari sayyi’ah, maka dapat dipahami bahwa maw’izah dapat berupa kebaikan dan dapat juga berupa keburukan.

Metode dakwah berbentuk nasehat ini ditemukan dalam Al-Qur’an dengan memakai kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada ide-ide yang dikehendakinya, seperti nasehat Luqman Al-Hakim kepada anaknya.Tetapi, nasehat Al-Qur’an itu menurut Quraish Shihab, tidak banyak manfaatnya jika tidak dibarengi dengan teladan dari penasehat itu sendiri. Dalam hal ini, Rasulullah Saw. yang patut dijadikan panutan, karena pada diri beliau telah terkumpul segala macam keistimewaan sehingga orang-orang yang mendengar ajarannya dan sekaligus melihat penjelmaan ajaran itu pada diri beliau sehingga akhirnya terdorong untuk meyakini ajaran itu dan mencontoh pelaksanaannya.

Metode dakwah Al-maw’izhah Al-hasanah merupakan cara berdakwah yang disenangi; mendekatkan manusia kepadanya dan tidak menjerakan mereka; memudahkan dan tidak menyulitkan. Singkatnya, ia adalah suatu metode yang mengesankan obyek dakwah bahwa peranan juru dakwah adalah sebagai teman dekat yang menyayanginya, dan yang mencari segala hal yang bermanfaat baginya dan membahagiakannya.

Seorang da’i selain memberi nasehat kepada orang lain, juga kepada diri dan keluarga sendiri, bahkan harus lebih dahulu menasehati diri dan keluarganya, baru orang lain. Nasehat itu harus pula dibarengi dengan contoh kongkrit dengan maksud untuk ditiru oleh umat yang dinasehati, sebagaimana yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad saw. seperti pelaksanaan shalat dan sebagainya. Selain itu, dipahami pula bahwa dakwah yang disampaikan itu tidak hanya teori, tetapi juga praktek nyata yang dilakukan oleh da’i itu sendiri.

3.    Metode Al-Mujàdalah

Al-Mujadalah adalah berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan kepada sasaran dakwah. Berdakwah dengan metode Al-Mujadalah berarti memberikan argumentasi dan bukti yang kuat sehingga sasaran dakwah dapat menerima dakwah tersebut dengan baik..[3]

 

D.  Ayat-Ayat Al’Quran tentang Dakwah

 

QS. Maryam Ayat 97

 

فَاِنَّمَا يَسَّرْنٰهُ بِلِسَانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَتُنْذِرَ بِهٖ قَوْمًا لُّدًّا

 

Artinya: “Maka sungguh, telah Kami mudahkan (Al-Qur'an) itu dengan bahasamu (Muhammad), agar dengan itu engkau dapat memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar engkau dapat memberi peringatan kepada kaum yang membangkang”.

 

QS. Thaha ayat 24

ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ

Artinya: “Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas”

 

Surat Al-Qashash Ayat 34

وَأَخِى هَٰرُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّى لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِىَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِىٓ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ

Artinya: “Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku"

 

 

 

Surat Ali Imran Ayat 164

 

لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ ﴿١٦٤﴾

 

Artinya : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

 

Kesimpulan

Dunia kini telah memasuki abad informasi, masyarakat manusia kini sedang dalam proses menjadi masyarakat informasi. Untuk mengantisipasi trend masyarakat modern harus dapat mempersiapkan materi-materi dakwah yang lebih mengarah pada antisipasi kecenderungan-kecenderungan masyarakat.

Untuk menghadapi berbagai tantangan umat islam sekarang ini, dakwah merupakan suatu yang sangat relevan untuk dikembangkan diera informasi ini, salah satu media dakwah yang efektif dan dapat dikembangkan era informasi ini adalah pers Islam. Tujuan dakwah yakni untuk menyebarluaskan ilmu-ilmu agama Islam dan ajaran Islam pada khalayak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Hilmi Yahya, Pengantar Dakwah dan Peradabannya Islam, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2006).

Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2005).

Zulkarnaini, Prinsip dan Kaidah Dakwah Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1]Hilmi Yahya, Pengantar Dakwah dan Peradabannya Islam, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2006), hal. 32.

[2]Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2005), hal. 13.

[3]Zulkarnaini, Prinsip dan Kaidah Dakwah Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 27.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Anak Didikku Harapanku

CONTOH SOAL BAHASA INDONESIA KELAS XII SMA/MA SEM-1 TAHUN 2021-2022