DAKWAH DALAM AL-QURAN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Salah satu
kewajiban umat Muslim adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang menyebut berdakwah itu
hukumnya fardu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan fardu
‘ain. Meski begitu, Rasulullah SAW tetap selalu mengajarkan agar seorang Muslim
selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik.
Jika kita melihat
ayat-ayat Al-Quran kita akan banyak menemukan fadhail (keutamaan) dakwah yang
luar biasa. Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini
seorang muslim akan termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah dan
bergabung bersama kafilah dakwah di manapun ia berada. Mengetahui keutamaan
dakwah termasuk faktor terpenting yang mempengaruhi konsistensi seorang muslim
dalam berdakwah dan menjaga semangat dakwah, karena keyakinan terhadap
keutamaan dakwah dapat menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan
rintangan dakwah betapapun beratnya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah
Pengertian dakwah secara
bahasa berarti mengajak, secara istilah pengertian dakwah islam diartikan
sebagai upaya atau usaha mengajak seseorang kepada ketaatan terhadap perintah
dan ajaran islam. Pengertian dakwah Islam pada masa Rasulullah merupakan upaya
yang dilakukan Rasulullah untuk mengenalkan agama Allah yang pada awalnya
menitik beratkan pada pemurnian aspek akidah seseorang. Setelah seseorang
memiliki akidah yang murni bersumber pada Allah semata, selanjutnya dikenalkan
pada ketaatan ibadah, perbaikan akhlak dan kewajiban untuk melaksanakan jihad
agama Allah. Dakwah merupakan sebuah amal ibadah yang menjadi warisan panjang
dan turun temurun. Ulama dan orang-orang shaleh dewasa ini merupakan generasi
pewaris dakwah Islam.
Dakwah juga sebagai proses
yang kompleks dan unik. Kompleks artinya didalam proses dakwah mengikut
sertakan keseluruhan aspek kepribadian, baik bersifat jasmani maupun rohani.
Sedangkan unik artinya didalam proses dakwah sebagai objek dakwaknya terdiri dari
bebagai macam perbedaan, seperti perbedaan dalam kemampuan, sifat, kehendak dan
sebagainya.[1]
B. Tujuan Dakwah Islam
1. Tujuan utama dan satu-satunya da’wah islam adalah agar ummat manusia
hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun selain-Nya, dengan meniti syari’at Raasulullah sebagai pedoman hidup
mereka.
2. Dengan kata lain, Da’wah memiliki tujuan untuk mengeluarkan umat
manusia; Dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid, dari kegelapan kufur
menuju cahaya iman, dari kegelapan kebadohan menuju cahaya ilmu, dari kegalapan
hawa nafsu dan pendapat manusia menuju jalan ittiba’ rasul, dari kegalapan
kezholiman menuju cahaya keadlilan, dari kegelapan kemungkaran dan kemaksiatan
menuju cahaya ketaatan.
3. Da’wah yang benar akan mengantarkan umat manusia kepada ridha Allah,
jalan yang lurus, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[2]
C. Metode Dakwah dalam
Al-qur’an
1. Metode Al-hikmah
Kata al-hikmah terulang sebanyak
210 kali dalam al-Qur’an. Secara etimologis, kata ini berarti kebijaksanaan,
bagusnya pendapat atau pikiran, ilmu, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan,
pepatah dan juga berarti Al-Qur’an Al-Karim. Makna al-hikmah yang tersebar
dalam al-Qur’an di 20 tempat tersebut, secara ringkas, mengandung tiga
pengertian. Pertama, al-hikmah dalam arti “penelitian terhadap segala sesuatu
secara cermat dan mendalam dengan menggunakan akal dan penalaran”. Kedua,
al-hikmah yang bermakna “memahami rahasia-rahasia hukum dan maksud-maksudnya”.
Ketiga, al-hikmah yang berarti “kenabian atau nubuwwah”.
Dengan demikan, ungkapan bi
al-hikmah ini berlaku bagi seluruh manusia sesuai dengan perkembangan akal,
pikiran dan budayanya, yang dapat diterima oleh orang yang berpikir sederhana
serta dapat menjangkau orang yang lebih tinggi pengetahuannya. Sebab, yang
dipanggil adalah pikiran, perasaan dan kemauan. Dengan begitu, dipahami bahwa
al-hikmah berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dan pada tujuan yang
dkehendaki dengan cara yang mudah dan bijaksana.
2. Metode Al-Maw’izah Al-Hasanah
Maw’izhat dari kata وعظ yang berarti nasehat. Juga berarti menasehati dan mengingatkan
akibat suatu perbuatan, menyuruh untuk mentaati dan memberi wasiat agar taat. Kata
maw’izat disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 9 kali. Kata ini berarti nasehat yang
memiliki ciri khusus, karena mengandung al-haq (kebenaran), dan keterpaduan
antara akidah dan akhlaq serta mengandung nilai-nilai keuniversalan. Kata
al-hasanah lawan dari sayyi’ah, maka dapat dipahami bahwa maw’izah dapat berupa
kebaikan dan dapat juga berupa keburukan.
Metode dakwah berbentuk nasehat
ini ditemukan dalam Al-Qur’an dengan memakai kalimat-kalimat yang menyentuh
hati untuk mengarahkan manusia kepada ide-ide yang dikehendakinya, seperti
nasehat Luqman Al-Hakim kepada anaknya.Tetapi, nasehat Al-Qur’an itu menurut
Quraish Shihab, tidak banyak manfaatnya jika tidak dibarengi dengan teladan
dari penasehat itu sendiri. Dalam hal ini, Rasulullah Saw. yang patut dijadikan
panutan, karena pada diri beliau telah terkumpul segala macam keistimewaan
sehingga orang-orang yang mendengar ajarannya dan sekaligus melihat penjelmaan
ajaran itu pada diri beliau sehingga akhirnya terdorong untuk meyakini ajaran
itu dan mencontoh pelaksanaannya.
Metode dakwah Al-maw’izhah Al-hasanah
merupakan cara berdakwah yang disenangi; mendekatkan manusia kepadanya dan
tidak menjerakan mereka; memudahkan dan tidak menyulitkan. Singkatnya, ia
adalah suatu metode yang mengesankan obyek dakwah bahwa peranan juru dakwah
adalah sebagai teman dekat yang menyayanginya, dan yang mencari segala hal yang
bermanfaat baginya dan membahagiakannya.
Seorang da’i selain memberi
nasehat kepada orang lain, juga kepada diri dan keluarga sendiri, bahkan harus
lebih dahulu menasehati diri dan keluarganya, baru orang lain. Nasehat itu
harus pula dibarengi dengan contoh kongkrit dengan maksud untuk ditiru oleh
umat yang dinasehati, sebagaimana yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad saw.
seperti pelaksanaan shalat dan sebagainya. Selain itu, dipahami pula bahwa
dakwah yang disampaikan itu tidak hanya teori, tetapi juga praktek nyata yang
dilakukan oleh da’i itu sendiri.
3. Metode Al-Mujàdalah
Al-Mujadalah adalah berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah
dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan kepada
sasaran dakwah. Berdakwah dengan metode Al-Mujadalah berarti memberikan
argumentasi dan bukti yang kuat sehingga sasaran dakwah dapat menerima dakwah
tersebut dengan baik..[3]
D. Ayat-Ayat Al’Quran tentang Dakwah
QS. Maryam Ayat 97
فَاِنَّمَا يَسَّرْنٰهُ بِلِسَانِكَ
لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَتُنْذِرَ بِهٖ قَوْمًا لُّدًّا
Artinya: “Maka sungguh,
telah Kami mudahkan (Al-Qur'an) itu dengan bahasamu (Muhammad), agar dengan itu
engkau dapat memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar
engkau dapat memberi peringatan kepada kaum yang membangkang”.
QS. Thaha ayat 24
ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ
طَغَىٰ
Artinya: “Pergilah kepada
Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas”
Surat Al-Qashash Ayat 34
وَأَخِى هَٰرُونُ هُوَ أَفْصَحُ
مِنِّى لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِىَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِىٓ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن
يُكَذِّبُونِ
Artinya: “Dan saudaraku
Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai
pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka
akan mendustakanku"
Surat Ali Imran Ayat 164
لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ
إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ
مُّبِينٍ ﴿١٦٤﴾
Artinya : “Sungguh Allah
telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus
diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan
Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”
PENUTUP
Dunia kini telah memasuki abad informasi, masyarakat manusia kini sedang
dalam proses menjadi masyarakat informasi. Untuk mengantisipasi trend
masyarakat modern harus dapat mempersiapkan materi-materi dakwah yang lebih
mengarah pada antisipasi kecenderungan-kecenderungan masyarakat.
Untuk menghadapi berbagai tantangan umat islam sekarang ini, dakwah
merupakan suatu yang sangat relevan untuk dikembangkan diera informasi ini,
salah satu media dakwah yang efektif dan dapat dikembangkan era informasi ini
adalah pers Islam. Tujuan dakwah yakni untuk menyebarluaskan ilmu-ilmu agama
Islam dan ajaran Islam pada khalayak.
DAFTAR PUSTAKA
Hilmi Yahya, Pengantar Dakwah dan Peradabannya Islam,
(Jakarta: Rinneka Cipta, 2006).
Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer. (Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2005).
Zulkarnaini, Prinsip dan Kaidah Dakwah Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012).
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar