REVIEW JURNAL "THE IMPORTANCE OF SUPERVISION IMPLEMETATION IN EDUCATIONAL INSTITUTION (INTERNATIONAL)"

1.       JURNAL INTERNASIONAL Nama Jurnal: THE IMPORTANCE OF SUPERVISION IMPLEMETATION IN EDUCATIONAL INSTITUTION (INTERNATIONAL) Ditulis oleh Hasnadi; berasal dari prodi manajemen pendidikan islam, jurusan Tarbiyah dan Keguruan dari STAIN Teungku Dirundeng, Meulaboh kode pos 23681. Jurnal ini tersedia secara online di alamat http://jurnal.abulyatama.ac.id/dedikasi Universiatas Abulyatama. Jurnal ini merupakan jurnal berskala Internasional yang memiliki no ISSN   2548-8848 (Online), dan dipublikasikan di Jurnal Dedikasi Pendidikan, Vo.5, No. 1, Januari 2021: 1-10. Di muat dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Jurnal ini dikirim pada bulan November 2020, disetujui Desember 2020 dan dipublikasi pada 31 Januari 2021 Berikut merupakan ringkasan dari isi jurnal: THE IMPORTANCE OF SUPERVISION IMPLEMETATION IN EDUCATIONAL INSTITUTION (INTERNATIONAL) , Ringkasan Jurnal: Penulis membahas pentingnya pelaksanaan supervisi dalam meningk...

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1

RANGKUMAN ANTAR MATERI





A. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?



Bagi pendidikan KH Dewantara, tujuan dari dilakukannya proses pendidikan adalah untuk “menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya” . Di dalam definisi pendidikan menurut KH Dewantara terdapat kata “tuntunan”, ini bisa berarti acuan dasar untuk kita sebagai pendidik untuk melakukan sesuatu, tuntunan ini tentu tidak bersifat sementara atau sekali pakai, melainkan kekal atau bisa digunakan berkali-kali ketika diperlukan. Selain itu sumber tuntunan ini tidak terpaku pada satu sumber saja, namun bisa juga diambil dari berbagai sumber yang tentunya harus memiliki nilai yang baik di dalamnya atau terdapat budaya positif, contohnya seperti praktik baik yang diambil dari kebudayaan, agama, kebiasaan sebuah anggota keluarga, pergaulan lingkungan dan lain lain. Jika kebiasaan ini di laksanakan secara berkelanjutan, seorang pendidik akan dengan mudahnya menuntun mereka.

 

Sayangnya dalam pembelajaran tidak semuanya berjalan sesuai harapan. Banyak kendala yang dihadapi, bisa dari lingkungan, sesama rekan kerja, murid yang bermasalah dan hal lain yang membuat kita tidak profesional dalam menjalankan kewajiban. Untuk itu seorang guru harus mempertajam nilai- nilai diri yaitu mandiri, berpikir reflektif, inovatif, kolaboratif dan berpusat pada murid. Selain itu dengan mempelajari teknik dalam pengelolaan emosi dan teknik coaching, seorang guru dapat memberikan solusi terbaik dalam mengambil sikap sebelum bertindak untuk memutuskan suatu hal.

 



Sebagai pendidik yang mampu menjadi momong, among dan ngemong sesuai dengan tiga prinsip kepemimpinan KH Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha ( di depan memberi teladan), Ing Madys Mangun Karsa ( di tengah membangun kehendak atau niat), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan dan arahan) akan dapat menjadi  fasilitator, organisator, inisiator, katalisator dan motivator terbaik bagi murid. Ketika kita sebagai pendidik selama menuntun mereka dihadapi suatu dilema baik dilema etika dan bujukan moral tetap bisa mengedapankan 3 prinsip kepemimpinan KH Dewantara agar keputusan yang diambil tetap memprioritaskan mereka pada kelebihan yang mereka miliki.

 

·                      Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan) 

Seseorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa memberi teladan atau contoh kepada murid Guru akan terus mendorong kreatifitas muridnya dengan memberikan contoh atau role mode yang tetap mengedepankan nilai nilai baik. Selama proses pembelajaran guru tanpa sadar menjadi panutan bagi siswa baik dari perkataan maupun perbuatan. Oleh karena itu pendidik sebagai pemimpin pembelajaran selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh.

 

·                     Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun kehendak atau niat) 

Guru sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peranan penting untuk menstimulus agar terciptanya prakarsa dan ide di dalam proses pembelajaran. Kehadiran guru dapat memfasilitasi dengan beragam metode dan strategi agar tujuan pembelajar dapat tercapai. Selain itu, potensi yang dimilik oleh murid dapat berkembang dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilkinya.

 

·                     Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan dan arahan) 

Dalam proses pembelajaran, guru harus memberi dorongan  dalam bentuk konselor, mentor dan coaching kepada muridnya, berikan kebebasan murid untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya guru hanya mengamati dan memberikan arahan terhadap siswanya

 



 

Setiap anak itu unik dan berbeda. Oleh sebab itu guru harus mampu menuntun mereka sesuai kodratnya. Dengan pembelajaran berdiferensiasi ini dapat memberikan ruang untuk menyelaraskan dengan konsep Merdeka Belajar dan Filosofi KHD. Adanya Pembelajaran ini dapat mengakomodir segala kelebihan dan kekurangan murid dalam meningkatkan kompetensi diri yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.

 

Guru yang berperan sebagai fasilitator dan moltivator harus mampu menciptakan pembelajaran yang dapat memfasilitasi segala perbedaan pada murid. Guru harus mampu berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah untuk menggali segala informasi tentang muridnya. Selain itu guru harus terus belajar dan beriniovasi untuk menyajikan pemeblajaran yang bermakna agar Trilogi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara terwujud.

 

 

B. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 



 

Nilai-nilai  yang harus ada dalam diri guru penggerak:

1.                   Mandiri, Adalah: Tidak bergantung pada orang lain

2.                   Berfikir Reflektif, adalah: Adalah seorang guru mampu menemukan ide-ide kritis pada diri sendiri yang                    selalu berfikir positif, mempunyai keyakinan untuk berkembang. Tanggap Terhadap perubahan

3.                   Kolaboratif, Adalah: Bentuk kerjasama, kompromi, dan berinteraksi dengan orang lain

4.                   Inovatif, Adalah Sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang sama tetapi                 berbeda.

5.                   Berpusat Pada murid, adalah seorang guru dengan sepenuh hati mendampingi muridnya dengan segala                     kodrat yang dimiliki muridnya.

Nilai nilai diatas harus tertanam didalam jiwa seorang guru agar guru tersebut menjadi tangguh dalam memimpin suatu pembelajaran. Tidak mudah menyerah, tidak mudah putus asa, optimis, semangat dan mampu menyelesaikan masalah  dalam setiap pembelajaran. Dengan itu guru harus mampu mentransfer nilai nilai tersebut kepada murid dalam setiap mata pelajaran, tidak hanya fokus terhadap materi yang bersifat kognitif.  Jika guru mampu mentransfer nilai tersebut kepada murid maka profil pelajar pancasila yaitu  1) Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong Royong, 4) Berkebhinekaan Global, 5) Bernalar Kritis, 6) Mandiri yang menjadi tujuan  kedepan akan terwujud.

 

Selain nilai diri yang harus ada pada seorang pendidik, ada  beberapa nilai yang berpengaruh dalam pembentukan sebuah karakter, karena karakter tumbuh dan berkembang melalui kebiasaan atau perilaku kemudian menjadi pola pikir dan akan lahir nilai nilai, kemudian akan bermuara dalam pengalaman emosi dan pikiran dari dalam dengan bahasa lain adalah intrinsik dari jiwa anak. Ada nilai nilai lain yang tumbuh disekolah yang harus dikembangkan antara lain: 

1.                   Nilai Budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia

2.                    Nilai Moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi dasar

3.                   Nilai Agama berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan Allah

4.                   Nilai Sosial berkaitan dengan cara manusia dalam meraih kemenangan.

Dengan 4 nilai diatas tersebut menjadi acuan dalam bertindak baik dalam melakukan suatu perbuatan atau menyelesaikan suatu permasalahan. Kadang-kadang kita dihadapi dilema dalam memutuskan suatu hal baik itu dilema etika atau bujukan moral. Dilema etika adalah suatu situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan sedangkan bujukan moral adalah suatu situasi yang terjadi ketika seseorang membuat keputusan antara benar atau salah.

C Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.yaitu :

  • Pendampingan saat coaching sangat membantu guru sebagai pemimpin pembelajaran  dalam mengambil keputusan,Teknik coaching (TIRTA) membantu guru agar mengeksplor potensi yang di milikinya dan murid,sehingga akan menghasilkan keputusan yang terpilih


Menurut Rukiyanti dkk di buku Etika Pendidikan (hal. 43) etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. 

Dari kutipan tersebut  bisa disimpulkan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. 

 

Dalam mengambil sebuah keputusuan yang harus dilakukan oleh seoarang pemimpin pembelajaran adalah, mengidentifikasi masalah tersebut apakah termasuk dalam  kategori  bujukan moral atau dilema etika. Suatu masalah di katakan bujukan moral apabila masalah tersebut berhubungan dengan moral dan instusi/peraturan dan norma yang berlaku,sedangkan dilema etika adalah suatu masalah akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. 



Agar keputusan yang diambil  dapat bermanfaat dan  diterima oleh semua pihak maka pengambilan dan pengujian keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 9 langkah yaitu;

1. Menentukan paradigma situasi masalah sesuai dengan kenyataan yang meliputi:

·                     individu lawan masyarakat 

·                     rasa keadilan lawan rasa kasihan 

·                     kebenaran lawan kesetiaan dan 

·                     jangka pendek lawan jangka Panjang

2. Memahami prinsip pengambilan keputusan yang terdiri dari tiga yaitu berpikir berbasis akhir berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli


3. Menentukan nilai-nilai yang bertentangan


4. Siapa yang terlibat dan fakta-fakta yang relevan dalam situasi nyata masalah pengujian benar atau salah melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan


5.Pengujian paradigma benar dan benar yaitu ada dua alternatif pengambilan keputusan yang sama-sama benar tapi bertentangan


6. Menentukan salah satu prinsip pengambilan keputusan

·                     Berpikir berbasis hasil akhir atau end Based thinking (Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang)

·                     Berpikir berbasis peraturan atau Role based thinking (Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan)

·                     Berpikir berbasis rasa peduli atau Care based thinking (Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap saya)

7. Melakukan Opsi investigasi Trilemma yaitu berupa penyelesaian kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang muncul di tengah-tengah kebingungan untuk berkompromi dengan situasi masalah


8. Membuat keputusan yaitu pengambilan keputusan dari dilema etika atas konsekuensi memilih salah satu dari 2 keputusan yang benar berdasarkan analisis pengujian keputusan dan memantapkan pilihan dari kasus bujukan moral pada 2 keputusan dengan memilih keputusan benar dan tidak memilih keputusan yang salah.


9. Melakukan tinjauan hasil keputusan dari memahami kasus melakukan proses 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dan menentukan kan dengan mantap keputusan akhir kasus serta meregenerasi ikannya pada kasus yang sama di kemudian hari

 

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial. Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfull), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Pengambilan keputusan yang tepat akan berpengaruh dengan terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar.

 

Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambilkarena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Untuk membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas.

 

C. Kesimpulan


 

1.  Seorang guru mampu mendorong peningkatan prestasi akademik murid

 

Guru  mendorong peningkatan prestasi akademik murid selaras dengan tujuan Merdeka Belajar yaitu menciptakan generasi hebat di masa yang akan datang.Hal ini juga sesuai dengan aspek Profil Pelajar Pancasila yang mengharuskan siswa untuk bernalar kritis dan berakhlak mulia agar prestasi akademiknya meningkat.

 

2. Seorang guru mampu mengajar dengan kreatif

 

Guru yang baik mampu menemukan metode yang tepat dalam penyampaian materi belajar. Terkadang siswa merasa jenuh ketika bahan ajar yang dijelaskan guru hanya disampaikan dengan metode tradisional semacam penyalinan buku teks. Melalui pengajaran dengan metode yang kreatif, guru secara tidak langsung telah memberi contoh kepada siswa untuk selalu berinovasi dalam mencari ilmu.

 

3.  Seorang guru mengembangkan diri secara aktif

 

Mengembangkan diri secara aktif tak hanya menjadi sebuah keharusan untuk siswa, tetapi berlaku juga untuk seorang guru. Mengembangkan diri secara aktif berarti selalu berinovasi serta mampu berusaha sendiri dalam meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan salah satu aspek Profil Pelajar Pancasila yaitu mandiri.

 

4. Seorang guru mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik

 

Guru mendorong tumbuh kembang murid secara holistik mengikuti seluruh aspek Profil Pelajar Pancasila, bukan hanya di kelasnya tetapi juga di kelas lain. Guru  tidak terpaku dengan kurikulum yang ditentukan. Mereka juga melihat standar pencapaian Profil Pelajar Pancasila dan mencocokkan dengan metode pengajarannya.

 

5. Seorang guru mampu menjadi pelatih (Coach/Mentor) bagi murid atau rekan sejawat untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid

 

Setiap murid memiliki potensi yang berbeda-beda dan harus terus dikembangkan. Pengembangan potensi inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses coaching. Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Jika proses coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

 

6. Seorang guru mampu menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan

 

Seorang Guru  diharapkan menjadi teladan dan agen perubahan di dalam ekosistem pendidikan. Guru harus mempunyai dampak lain selain perubahan positif di kelasnya sendiri. Guru  harus memberikan dampak kepada guru-guru lain serta dampak kepada sekolahnya. Guru layaknya lilin/obor perubahan di masing-masing unit pendidikannya, bahkan di luar unit pendidikannya.

 

7. Seorang guru mampu mengambil   keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang handal

 

Guru sebagai pemimpin dalam pembelajaran harus bisa mengembangkan segala bakat.minat, qodrat alam dan zaman murid dalam proses pembelajaran yang membentuk karakter murid yang peduli,amanah dan berkaraktersesuai profil pelajar pancasila. Selain itu guru sebagai peminpin pembelajaran di harapkan juga peran guru sebagai bagian komunitas pembelajaran dan pendidik murid bisa berperan sebagai coach, mentor dan konselor dan bisa membuat keputusan baik itu kasus bujukan moral dan di lema etika dengan menggunakan 4 paradigma dan 3 prinsip dan menggunakaan 9 langkah pengujian dalam mengambil keputusan dilema etika. Sehingga keputusan yang dihasilkan adalah keputusan  yang bertanggung jawab dan menjadi solusi bagi segala pihak dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mensukseskan merdeka belajar bagi murid.

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjesYjYpgsus-NzXc1D7_ztjblwRxwCiGVw-cYfpD2k9Vk6CYQNjGISxZ-TQG4MRqyc5iYgnwpiCmfR5lcvKk2sDX0hD5qLe3jL1qvhcS1j0qJyWYbWP5L0jzGOTjwD616CmvXsG19Uf00/s0/download+%252819%2529.jpg

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Anak Didikku Harapanku

DAKWAH DALAM AL-QURAN

CONTOH SOAL BAHASA INDONESIA KELAS XII SMA/MA SEM-1 TAHUN 2021-2022